London
The Lancet Journal |
Menurut sebuah penelitian yang dirilis The
Lancet Journal pada 6 Januari 2012, beban masalah kesehatan yang
ditimbulkan oleh penggunaan NAPZA ilegal terkonsentrasi pada orang
dengan ketergantungan NAPZA, terutama pengguna NAPZA suntik.
Ketergantungan NAPZA, infeksi HIV dan overdosis merupakan masalah
kesehatan yang paling signifikan. Tetapi di beberapa negara maju, angka
kematian terkait HIV telah menurun, sementara infeksi kronis Hepatitis C
pada pengguna NAPZA suntik meningkat.
Penelitian Prof Louisa Degenhardt, PhD dan Prof Wayne Hall, PhD ini menggunakan data tahun 2009, dimana diperkirakan sekitar 300 juta orang diseluruh dunia dilaporkan menggunakan NAPZA ilegal, seperti ganja, amfetamin, kokain dan opiat. Sampel diambil dari penduduk berusia 15-64 tahun. Diperkirakan sejumlah 203 juta orang menggunakan ganja, 56 juta orang menggunakan amfetamin, 21 juta orang menggunakan kokain dan 21 juta orang menggunakan opiat seperti heroin. Penggunaan keempat jenis NAPZA tersebut merupakan yang tertinggi di negara maju.
Penelitian Prof Louisa Degenhardt, PhD dan Prof Wayne Hall, PhD ini menggunakan data tahun 2009, dimana diperkirakan sekitar 300 juta orang diseluruh dunia dilaporkan menggunakan NAPZA ilegal, seperti ganja, amfetamin, kokain dan opiat. Sampel diambil dari penduduk berusia 15-64 tahun. Diperkirakan sejumlah 203 juta orang menggunakan ganja, 56 juta orang menggunakan amfetamin, 21 juta orang menggunakan kokain dan 21 juta orang menggunakan opiat seperti heroin. Penggunaan keempat jenis NAPZA tersebut merupakan yang tertinggi di negara maju.
“Respon kebijakan yang cerdas untuk menangani masalah NAPZA
membutuhkan data yang lebih akurat dari sekedar prevalensi penggunaan
berbagai jenis NAPZA ilegal beserta bahaya yang ditimbulkannya,”
demikian laporan The Lancet Journal. “Kebutuhan respon
kebijakan yang cerdas sangat dibutuhkan di negara-negara maju dengan
tingkat penggunaan NAPZA yang tinggi, dan juga di negara-negara
berpenghasilan menengah yang menjadi area produksi NAPZA.”
“Penggunaan NAPZA kerapkali tersembunyi, terutama karena masyarakat
takut pada konsekuensi kedapatan menggunakan NAPZA, yang dapat berujung
sanksi pemenjaraan,” ungkap Degenhardt dalam acara jumpa pers.
Lebih dari 39 juta pengguna NAPZA dikategorikan ‘problematik’ atau
mengalami ketergantungan, sementara 21 juta orang menggunakan NAPZA
dengan disuntikkan, demikian fakta yang terungkap dari penelitian
Degenhardt.
“Sepertinya, jumlah pengguna NAPZA suntik mengalami peningkatan,”
imbuh Degenhardt. Penyuntikan NAPZA adalah penyebab langsung transmisi
HIV, Hepatitis C dan meluasnya transmisi Hepatitis B secara global.
Sedangkan kokain, amfetamin dan heroin dapat disuntikkan sendiri-sendiri
ataupun dengan dikombinasikan.
Di negara dengan penduduk berpenghasilan tinggi, kontribusi NAPZA
ilegal pada masalah kesehatan lebih rendah dibandingkan kontribusi
tembakau, tetapi setara dengan kontribusi alkohol. Sementara di
negara-negara dengan penduduk berpenghasilan rendah dan menengah,
kontribusi NAPZA ilegal pada masalah kesehatan tidak terlihat secara
signifikan.
Penggunaan NAPZA ilegal jenis opiat di negara maju terlihat sangat
merugikan, khususnya terkait tingginya angka kematian. Risiko penggunaan
amfetamin dan kokain belum diteliti dengan lebih detail seperti heroin,
tetapi kemungkinan overdosis yang mengiringi penggunaannya lebih kecil
dari heroin.
Dampak buruk penggunaan NAPZA suntik bisa dikurangi dengan penggunaan
alat-alat steril, penyediaan terapi substitusi dan terapi anti
retroviral. Tetapi beban masalah kesehatan tersebut justru diperburuk
dengan status kriminal dan stigma yang disandang oleh pengguna NAPZA
suntik, tingkat pemenjaraan yang tinggi, serta rendahnya kesadaran
politis pejabat negara untuk melakukan intervensi pengurangan
risiko.(YS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar