Minggu, 12 Februari 2012

TELEHEALTH BAGI PENDERITA HIV-AIDS


Abstrak
Telehealth merupakan penyediaan layanan kesehatan kepada klien yang jauh dari satu lokasi ke beberapa tempat menggunakan beberapa jenis teknologi elektronik seperti telepon, audio/video atau internet. Telehealth bagi penderita HIV-AIDS memberi manfaat untuk dapat mengakses dan menerima informasi penting mengenai peningkatan kualitas hidup HIV-AIDS di komunitasnya.
Review dilakukan terhadap hasil penelitian terkait HIV-AIDS dari website jurnal online Cinahl Medline dan proquest dengan memasukkan kata kunci”technology in nursing”, HIV-AIDS”, “Telehealth”, “Telemedicine”. Hasil penelitian yang didapat di analisis dengan menggunakan literature terkait.
Didapatkan hasil adanya kepuasaan yang tinggi pada penderita HIV-AIDS yang menggunakan telehealth dan berniat untuk tetap menggunakan telehealth karena praktis dan lebih murah dibandingkan harus datang sendiri mengunjungi pusat penanganan HIV-AIDS yang pada umumnya ada di kota besar. 

Latar Belakang
Peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan terutama perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang terinfeksi HIV/AIDS. Kondisi geografis Indonesia yang beribu pulau diakibatkan akses yang tidak ada atau susah membuat pasien yang terinfeksi HIV/AIDS dipelosok sering tidak mendapatkan kunjungan dari petugas kesehatan khususnya perawat sehingga pasien maupun keluarga tidak mampu merawat kondisinya agar tidak terkena infeksi oportunistik pada saat daya tahan tubuh mereka mengalami penurunan. Sehingga dibutuhkan teknologi komunikasi dengan akses yang cepat dan praktis.

Kemajuan teknologi termasuk konektivitas wireless dan perangkat mobile akan memberikan praktisi, pusat kesehatan, dan rumah sakit alat-alat baru yang penting untuk mengelola perawatan pasien, catatan elektronik serta penagihan medis untuk akhirnya memungkinkan pasien memiliki kontrol lebih dari kesejahteraan mereka sendiri itu bisa mereka dapatkan dengan mengaplikasi telehealth.

Aplikasi telehealth akan memainkan peran yang semakin penting dalam perawatan kesehatan dan menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk perawatan kesehatan dirumah, pemantauan pasien jarak jauh, dan manajemen penyakit.

Kajian teori
Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala yang timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia, yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Lewis, Heitkemper, & Dirksen, 2000; Bruner & Suddarth, 2002; Djoerban & Djauzi, 2006) sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi (Depkes, 2003)

CDC (Center for Desease control) menyatakan dua hal yang paling cepat berkembang dari populasi berisiko untuk tertular infeksi adalah laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki (homoseksual), pengguna narkotika serta populasi heteroseksual terutama ibu rumah tangga resiko infeksi lebih tinggi terjadi pada pasangan yang menerima semen. (CDC 2006)

Kondisi mudahnya pasien HIV/AIDS terjangkit penyakit infeksi terkadang membuat pasien HIV/AIDS lebih  cenderung tidak melakukan control kepada petugas kesehatan, selain itu jarak tempuh dari tempat tinggal mereka ke rumah sakit cukup menyita waktu mereka dan mengakibatkan kelelahan.

Perawatan pada pasien HIV/AIDS membutuhkan jangka waktu yang panjang. Pasien HIV/AIDS yang berada dipelosok sulit mendapatkan pelayanan dan pemantauan kesehatan akibat kurangnya penyediaan layanan kesehatan dari perawat. HIV/AIDS adalah penyakit yang kompleks yang sering mengalami Co-morbiditas termasuk didalamnya perubahan status gizi yang berakibat pada penurunan berat badan, fluktuasi tekanan darah dan gangguan metabolisme, sehingga berakibat pada Infeksi opportunistik saat kondisi inilah pasien membutuhkan pemantauan yang lebih ketat.                                                                                                                                                            

Telehealth yang istilah lamanya adalah telemedicine adalah menyediakan layanan kesehatan kepada klien yang jauh dari satu lokasi ke beberapa tempat menggunakan beberapa jenis teknologi elektronik seperti telepon, audio/video atau internet. The American Nurses Associates (ANA) lebih memilih menggunakan istilah telehealth yaitu penggunaan teknologi telekomunikasi yang lebih luas dalam perawatan kesehatan yang meliputi peran dan fungsi perawat (ANA, 1997)

International Consulting Group Convened by the WHO in Geneva in December 1997 menyatakan Telemedicine adalah penyampaian layanan kesehatan, ketika jarak menjadi faktor kritis. Dengan informasi kesehatan yang professional dan menggunakan teknologi komunikasi untuk pertukaran informasi yang valid terhadap diagnosis, pengobatan dan pencegahan penyakit, cedera, dan pendidikan jarak jauh dari penyedia layanan kesehatan serta sebagai penelitian dan evaluasi semua kepentingan dalam meningkatkan kesehatan. individu dan komunitas mereka.

Telehealth teknologi telah digunakan secara efektif untuk manajemen pasien rawat jalan, pasien kanker dengan ostomies baru (Bohnenkamp, McDonald, Lopez, Krupinski & Blackett, 2004), untuk mengurangi rawat inap pada pasien gagal jantung kongestif ( kobb Hoffman & Lodge, 2003), untuk menyediakan pendidikan pra operasi untuk pasien pedesaan yang akan melakukan penggantian sendi total (Thomas, burton, withrow dan adkisson, 2004), untuk memebantu transisi sakit akut pasien dari  rumah sakit kerumah (Marineu, 2007) dan untuk menyediakan perawatan untuk orang tua beserta pengasuh mereka di masyarakat pedesaan maupun perkotaan (Buckwalter, Davis, Wakefield, Klenzle, & Murray, 2002)

Penelitian kualitatif yang dilakukan Marineu, 2007 menyatakan kepuasan pasien yang sakit akut transisi dari rumah sakit kerumah dan memiliki keinginan untuk menggunakan telehealth untuk selanjutnya.

Telehealth pada pasien HIV/AIDS membantu pasien HIV/AIDS dalam mengefisiensikan waktu mereka untuk berhubungan dengan petugas kesehatan, mengurangi kerentanan mereka untuk terjangkit infeksi yang akan memperburuk kondisi mereka nantinya, serta lebih mengefisiensikan waktu mereka dalam berhubungan dengan petugas kesehatan terutama pasien yang berada di pelosok. Pasien dan perawat melakukan interaktif dengan menggunakan komunikasi dua arah audio interaktif dan atau video untuk mengumpulkan dan mengirimkan data klinis pasien.

Telehealth pada saat ini tidak hanya berbatas pada pengumpulan data vital tapi juga perawat mampu memberikan perawatan paliatif, rehabilitasi, manajemen kasus dan manajemen penyakit kronis. Hal ini dapat mengatasi permasalahan dalam terbatasnya sumber daya keperawatan dalam menangani pasien HIV/AIDS diakibatkan jarak geografis yang tidak bisa ditempuh dalam waktu singkat, dengan telehealth perawat dan pasien dapat membangun dan memelihara komunikasi langsung dan terus menerus.

Penggunaan telehealth Pasien HIV/AIDS tidak terlepas dari kemampuan pasien maupun keluarga dalam menggunakan computer dan teknologi dan mempunyai peralatan teknologi informasi. pada waktu jadwal kunjungan oleh perawat secara telehealth pasien juga dilengkapi dengan thermometer yang diberikan kepada semua pasien yang dikunjungi dengan telehealth, stetosko,. Sphygmomanometer, glucometer,  kamera dan lampu lantai. Penelitian yang dilakukan Jennifer dan Hanna diAmerika secara kualitatif menggunakan peralatan telecare Amerika termasuk stasiun operator dan stasiun pasien. Pasien memberitahu agen telehealth akan kesiapan mereka terhadap jadwal kunjungan yang nantinya terhubung dengan perawat yang akan melakukan telehealth dengan pasien.

Pasien dan perawat dapat bertatap muka secara langsung. Diagram diberikan kepada pasien untuk dapat menggunakan stetoskop dalam penempatannya pada paru-paru, jantung, suara usus. Sehingga dengan begitu perawat dapat mengumpulkan data pasien seperti tekanan darah, suhu, denyut jantung, suara paru-paru, kadar gula darah, bising usus, status gizi, kondisi kulit, dan kemungkinan adanya infeksi oportunistik. Tidak hanya itu perawat dan pasien juga dapat melakukan diskusi tentang perlunya kunjungan gawat darurat,  rawat inap, obat-obatan saaat ini, serta status kesehatan umum, termasuk masalah pasien sejak awal kunjungan sampai terakhir kunjungan. Kunjungan ini dilakukan selama 20-30 menit tapi tidak menutup kemungkinan untuk melakukan lebih dari 30 menit tapi biasanya berakhir dalam waktu 30 menit atau kurang.

Dari hasil penelitian kualitatif yang dilakukan diatas didapatkan data adanya kepuasan dari pasien HIV/AIDS dalam penggunaan Telehealth, dimana kenyamanan dalam penggunaan peralatan, privacy mereka lebih terjamin karena bersifat pribadi, penjadwalan lebih gampang dengan terjadwalnya jadwal kunjungan perawat tidak terbentur dengan kesibukan perawat dan jadwal kunjungan kepasien yang lain, pasien dapat mengeksplorasikan segala keluhan yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat kunjungan, pasien juga dapat melakukan pekerjaannya dengan lebih maksimal tanpa terganggu dengan jadwal konsultasi ke petugas kesehatan dilayanan kesehatan yang memakan waktu  untuk menuju lokasi pelayanan kesehatan serta menunggu giliran untuk dilakukan pemeriksaan. Selain itu pasien juga mendapat keamanan dengan membuat jadwal kontak langsung dengan menggunakan telepon, mengurangi biaya sehingga dari perawatan dapat menghindari staf tambahan sedangkan dari pasien dapat lebih menghemat biaya untuk transportasi dan mungkin rawat inap karena dapat dilakukan dirumah

Keuntungan lain adalah keamanan kesehatan dalam telehealth dimana adanya kemungkinan pasien HIV/AIDS rentan terhadap infeksi pada saat jumlah T-sel  yang rendah membuat mereka lebih rentan infeksi seperti flu atau pilek pada saat kunjungan langsung yang dilakukan perawat dengan telehealth pasien HIV/AIDS lebih terlindungi. Pasien merasa dengan menggunakan kunjungan secara telehealth perawat lebih bersifat professional.

Didalam sebuah teknologi walaupun mempunyai banyak keuntungan tetapi juga mempunyai kelemahan dimana tidak semua pasien mampu mempunyai peralatan untuk melakukan telehealth secara pribadi, karena terkadang peralatan berada di ruang tamu pasien sehingga dilihat oleh orang lain, hal lain pencahayaan didalam rumah pasien sehingga  memungkinkan perawat tidak dapat melihat dengan jelas kondisi pasien seperti luka, ruam atau memar sehingga dibutuhkan pencahayaan yang maksimal. Kelemahan yang lebih terungkap adalah kurangnya hubungan social antara perawat dan pasien yang terkadang membuat pasien kesepian sehingga adanya keinginan dari pasien akan kehadiran perawat secara langsung sehingga dapat mengembangkan kepercayaan antara pasien dan perawat, bersosialisasi dan atau  dukungan emosional. Sehingga disini diperlukan kunjungan secara berkala dari perawat yang dimulai dari awal sebelum dilakukan kunjungan telehealth.

Kesimpulan
Teknologi dengan menggunakan telehealth pada pasien-pasien HIV-AIDS terbukti memberi manfaat dalam menjangkau pasien yang berjarak jauh dari pusat  penanganan HIV-AIDS dan pasien-pasien pun melaporkan kepuasaan dalam menggunakan telehealth. Penggunaan telehealth ini perlu memperhatikan kesiapan alat, dana, sumber daya manusia, kebijakan dan keterlibatan pemerintah terkait pengadaan sarana pendukung didaerah yang jumlah penderita HIV-AIDS cukup banyak atau berpotensi banyak. Perawat sebagai garda depan pemberi pelayanan beserta medis perlu dilibatkan sejak awal dalam perencanaan penggunaan telehealth bagi keperluan pasien dengan HIV-AIDS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar