Abstrak
Telehealth merupakan penyediaan layanan kesehatan kepada klien yang
jauh dari satu lokasi ke beberapa tempat menggunakan beberapa jenis teknologi
elektronik seperti telepon, audio/video atau internet. Telehealth bagi
penderita HIV-AIDS memberi manfaat untuk dapat mengakses dan menerima informasi
penting mengenai peningkatan kualitas hidup HIV-AIDS di komunitasnya.
Review dilakukan terhadap hasil penelitian terkait HIV-AIDS dari
website jurnal online Cinahl Medline
dan proquest dengan memasukkan kata
kunci”technology in nursing”, HIV-AIDS”, “Telehealth”, “Telemedicine”. Hasil
penelitian yang didapat di analisis dengan menggunakan literature terkait.
Didapatkan hasil adanya kepuasaan yang tinggi pada penderita
HIV-AIDS yang menggunakan telehealth dan berniat untuk tetap menggunakan
telehealth karena praktis dan lebih murah dibandingkan harus datang sendiri
mengunjungi pusat penanganan HIV-AIDS yang pada umumnya ada di kota besar.
Latar Belakang
Peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS tidak terlepas dari peran tenaga
kesehatan terutama perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang
terinfeksi HIV/AIDS. Kondisi geografis Indonesia yang beribu pulau diakibatkan
akses yang tidak ada atau susah membuat pasien yang terinfeksi HIV/AIDS
dipelosok sering tidak mendapatkan kunjungan dari petugas kesehatan khususnya
perawat sehingga pasien maupun keluarga tidak mampu merawat kondisinya agar
tidak terkena infeksi oportunistik pada saat daya tahan tubuh mereka mengalami
penurunan. Sehingga dibutuhkan teknologi komunikasi dengan akses yang cepat dan
praktis.
Kemajuan teknologi termasuk konektivitas wireless dan perangkat mobile akan memberikan praktisi, pusat kesehatan,
dan rumah sakit alat-alat baru yang penting untuk mengelola perawatan pasien,
catatan elektronik serta penagihan medis untuk akhirnya memungkinkan pasien
memiliki kontrol lebih dari kesejahteraan mereka sendiri itu bisa mereka
dapatkan dengan mengaplikasi telehealth.
Aplikasi telehealth akan memainkan peran yang semakin penting dalam
perawatan kesehatan dan menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk perawatan
kesehatan dirumah, pemantauan pasien jarak jauh, dan manajemen penyakit.
Kajian teori
Accuired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS) merupakan sekumpulan gejala yang
timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia, yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV)
(Lewis, Heitkemper, & Dirksen, 2000; Bruner & Suddarth, 2002; Djoerban
& Djauzi, 2006) sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi (Depkes, 2003)
CDC (Center for Desease
control) menyatakan dua hal yang paling cepat
berkembang dari populasi berisiko untuk tertular infeksi adalah laki-laki
berhubungan seks dengan laki-laki (homoseksual), pengguna narkotika serta
populasi heteroseksual terutama ibu rumah tangga resiko infeksi lebih tinggi
terjadi pada pasangan yang menerima semen. (CDC 2006)
Kondisi mudahnya pasien HIV/AIDS terjangkit penyakit infeksi
terkadang membuat pasien HIV/AIDS lebih
cenderung tidak melakukan control kepada petugas kesehatan, selain itu
jarak tempuh dari tempat tinggal mereka ke rumah sakit cukup menyita waktu
mereka dan mengakibatkan kelelahan.
Perawatan pada pasien HIV/AIDS membutuhkan jangka waktu yang
panjang. Pasien HIV/AIDS yang berada dipelosok sulit mendapatkan pelayanan dan
pemantauan kesehatan akibat kurangnya penyediaan layanan kesehatan dari
perawat. HIV/AIDS adalah penyakit yang kompleks yang sering mengalami
Co-morbiditas termasuk didalamnya perubahan status gizi yang berakibat pada
penurunan berat badan, fluktuasi tekanan darah dan gangguan metabolisme,
sehingga berakibat pada Infeksi opportunistik saat kondisi inilah pasien membutuhkan
pemantauan yang lebih ketat.
Telehealth yang istilah lamanya adalah telemedicine adalah
menyediakan layanan kesehatan kepada klien yang jauh dari satu lokasi ke
beberapa tempat menggunakan beberapa jenis teknologi elektronik seperti
telepon, audio/video atau internet. The
American Nurses Associates (ANA) lebih memilih menggunakan istilah
telehealth yaitu penggunaan teknologi telekomunikasi yang lebih luas dalam
perawatan kesehatan yang meliputi peran dan fungsi perawat (ANA, 1997)
International Consulting
Group Convened by the WHO in Geneva in December 1997 menyatakan Telemedicine adalah penyampaian layanan kesehatan,
ketika jarak menjadi faktor kritis. Dengan informasi kesehatan yang
professional dan menggunakan teknologi komunikasi untuk pertukaran informasi
yang valid terhadap diagnosis, pengobatan dan pencegahan penyakit, cedera, dan
pendidikan jarak jauh dari penyedia layanan kesehatan serta sebagai penelitian
dan evaluasi semua kepentingan dalam meningkatkan kesehatan. individu dan
komunitas mereka.
Telehealth teknologi telah digunakan secara efektif untuk manajemen
pasien rawat jalan, pasien kanker dengan ostomies baru (Bohnenkamp, McDonald,
Lopez, Krupinski & Blackett, 2004), untuk mengurangi rawat inap pada pasien
gagal jantung kongestif ( kobb Hoffman & Lodge, 2003), untuk menyediakan
pendidikan pra operasi untuk pasien pedesaan yang akan melakukan penggantian
sendi total (Thomas, burton, withrow dan adkisson, 2004), untuk memebantu
transisi sakit akut pasien dari rumah
sakit kerumah (Marineu, 2007) dan untuk menyediakan perawatan untuk orang tua
beserta pengasuh mereka di masyarakat pedesaan maupun perkotaan (Buckwalter,
Davis, Wakefield, Klenzle, & Murray, 2002)
Penelitian kualitatif yang dilakukan Marineu, 2007 menyatakan
kepuasan pasien yang sakit akut transisi dari rumah sakit kerumah dan memiliki
keinginan untuk menggunakan telehealth untuk selanjutnya.
Telehealth pada pasien HIV/AIDS membantu pasien HIV/AIDS dalam
mengefisiensikan waktu mereka untuk berhubungan dengan petugas kesehatan,
mengurangi kerentanan mereka untuk terjangkit infeksi yang akan memperburuk
kondisi mereka nantinya, serta lebih mengefisiensikan waktu mereka dalam
berhubungan dengan petugas kesehatan terutama pasien yang berada di pelosok.
Pasien dan perawat melakukan interaktif dengan menggunakan komunikasi dua arah
audio interaktif dan atau video untuk mengumpulkan dan mengirimkan data klinis
pasien.
Telehealth pada saat ini tidak hanya berbatas pada pengumpulan data
vital tapi juga perawat mampu memberikan perawatan paliatif, rehabilitasi,
manajemen kasus dan manajemen penyakit kronis. Hal ini dapat mengatasi
permasalahan dalam terbatasnya sumber daya keperawatan dalam menangani pasien
HIV/AIDS diakibatkan jarak geografis yang tidak bisa ditempuh dalam waktu
singkat, dengan telehealth perawat dan pasien dapat membangun dan memelihara
komunikasi langsung dan terus menerus.
Penggunaan telehealth Pasien HIV/AIDS tidak terlepas dari kemampuan
pasien maupun keluarga dalam menggunakan computer dan teknologi dan mempunyai
peralatan teknologi informasi. pada waktu jadwal kunjungan oleh perawat secara
telehealth pasien juga dilengkapi dengan thermometer yang diberikan kepada
semua pasien yang dikunjungi dengan telehealth, stetosko,. Sphygmomanometer,
glucometer, kamera dan lampu lantai.
Penelitian yang dilakukan Jennifer dan Hanna diAmerika secara kualitatif
menggunakan peralatan telecare Amerika termasuk stasiun operator dan stasiun
pasien. Pasien memberitahu agen telehealth akan kesiapan mereka terhadap jadwal
kunjungan yang nantinya terhubung dengan perawat yang akan melakukan telehealth
dengan pasien.
Pasien dan perawat dapat bertatap muka secara langsung. Diagram
diberikan kepada pasien untuk dapat menggunakan stetoskop dalam penempatannya
pada paru-paru, jantung, suara usus. Sehingga dengan begitu perawat dapat
mengumpulkan data pasien seperti tekanan darah, suhu, denyut jantung, suara
paru-paru, kadar gula darah, bising usus, status gizi, kondisi kulit, dan
kemungkinan adanya infeksi oportunistik. Tidak hanya itu perawat dan pasien
juga dapat melakukan diskusi tentang perlunya kunjungan gawat darurat, rawat inap, obat-obatan saaat ini, serta
status kesehatan umum, termasuk masalah pasien sejak awal kunjungan sampai
terakhir kunjungan. Kunjungan ini dilakukan selama 20-30 menit tapi tidak
menutup kemungkinan untuk melakukan lebih dari 30 menit tapi biasanya berakhir
dalam waktu 30 menit atau kurang.
Dari hasil penelitian kualitatif yang dilakukan diatas didapatkan
data adanya kepuasan dari pasien HIV/AIDS dalam penggunaan Telehealth, dimana
kenyamanan dalam penggunaan peralatan, privacy mereka lebih terjamin karena
bersifat pribadi, penjadwalan lebih gampang dengan terjadwalnya jadwal
kunjungan perawat tidak terbentur dengan kesibukan perawat dan jadwal kunjungan
kepasien yang lain, pasien dapat mengeksplorasikan segala keluhan yang
berhubungan dengan kondisi pasien pada saat kunjungan, pasien juga dapat
melakukan pekerjaannya dengan lebih maksimal tanpa terganggu dengan jadwal
konsultasi ke petugas kesehatan dilayanan kesehatan yang memakan waktu untuk menuju lokasi pelayanan kesehatan serta
menunggu giliran untuk dilakukan pemeriksaan. Selain itu pasien juga mendapat
keamanan dengan membuat jadwal kontak langsung dengan menggunakan telepon,
mengurangi biaya sehingga dari perawatan dapat menghindari staf tambahan
sedangkan dari pasien dapat lebih menghemat biaya untuk transportasi dan
mungkin rawat inap karena dapat dilakukan dirumah
Keuntungan lain adalah keamanan kesehatan dalam telehealth dimana
adanya kemungkinan pasien HIV/AIDS rentan terhadap infeksi pada saat jumlah
T-sel yang rendah membuat mereka lebih
rentan infeksi seperti flu atau pilek pada saat kunjungan langsung yang dilakukan
perawat dengan telehealth pasien HIV/AIDS lebih terlindungi. Pasien merasa
dengan menggunakan kunjungan secara telehealth perawat lebih bersifat
professional.
Didalam sebuah teknologi walaupun mempunyai banyak keuntungan tetapi
juga mempunyai kelemahan dimana tidak semua pasien mampu mempunyai peralatan
untuk melakukan telehealth secara pribadi, karena terkadang peralatan berada di
ruang tamu pasien sehingga dilihat oleh orang lain, hal lain pencahayaan
didalam rumah pasien sehingga
memungkinkan perawat tidak dapat melihat dengan jelas kondisi pasien seperti
luka, ruam atau memar sehingga dibutuhkan pencahayaan yang maksimal. Kelemahan
yang lebih terungkap adalah kurangnya hubungan social antara perawat dan pasien
yang terkadang membuat pasien kesepian sehingga adanya keinginan dari pasien
akan kehadiran perawat secara langsung sehingga dapat mengembangkan kepercayaan
antara pasien dan perawat, bersosialisasi dan atau dukungan emosional. Sehingga disini diperlukan
kunjungan secara berkala dari perawat yang dimulai dari awal sebelum dilakukan
kunjungan telehealth.
Kesimpulan
Teknologi dengan menggunakan telehealth pada pasien-pasien HIV-AIDS
terbukti memberi manfaat dalam menjangkau pasien yang berjarak jauh dari pusat penanganan
HIV-AIDS dan pasien-pasien pun melaporkan kepuasaan dalam menggunakan
telehealth. Penggunaan telehealth ini perlu memperhatikan kesiapan alat, dana,
sumber daya manusia, kebijakan dan keterlibatan pemerintah terkait pengadaan
sarana pendukung didaerah yang jumlah penderita HIV-AIDS cukup banyak atau
berpotensi banyak. Perawat sebagai garda depan pemberi pelayanan beserta medis
perlu dilibatkan sejak awal dalam perencanaan penggunaan telehealth bagi
keperluan pasien dengan HIV-AIDS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar