Penyebaran Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS) di Kota Manado makin mengerikan. Bagaimana
tidak. Selang Januari-Februari 2012, tercatat 124 pasien baru yang
ditangani tim Voluntary Counseling and Testing (VCT) RS Prof Kandou.
Manager Kasus VCT RS Prof Kandou I Made Rantiasa mengatakan,
kencangnya pertumbuhan penderita HIV/AIDS memang sangat tinggi.
“Lompatan jumlah penderita jika dibandingkan dari tahun lalu sangat
besar,” ungkapnya.
“Dari data yang tercatat sejak 2002 lalu, jumlah penderita di awal
tahun 2012 ini yang paling besar. Dengan fenomena seperti ini,
diperkirakan 10 bulan ke depan akan lebih besar pertambahannya,” ungkap
Rantiasa.
Ia menjelaskan, 60 persen penderita yang ditangani VCT RS Kandou
sudah positif AIDS. Yang menyedihkan, mayoritas penderita virus itu
berada pada usia produktif (20 – 35 tahun).
“Sekitar 10 persen dari 124 pasien yang di tangani di VCT RS Prof
Kandou merupakan wanita berusia 20-30 tahun. Mereka masih status HIV,”
terang Rantiasa.
Rantiasa, perawat yang menangani Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) ini
menambahkan, sekitar 50 persen pria yang tertular HIV/AIDS pernah
tinggal dan bekerja di Papua. “Semuanya terjangkit melalui hubungan
seks.”
Sementara itu, dari 124 orang pasien yang ditangani tim VCT RS Prof
Kandou, setiap bulan ada delapan orang yang harus menjalani rawat inap.
“Selama Februari ada tujuh pasien pria dan 1 perempuan yang dirawat inap
di RS Prof Kandou.
Fenomena mengerikan terkait penyebaran HIV/AIDS membuat sejumlah
warga meminta pihak pemerintah dan instansi terkait untuk lebih intens
dalam melakukan tes di sejumlah lokasi mangkal para pekerja seks.
“Kesadaran warga untuk setia dengan pasangan memang sangat penting.
Tapi berbahaya juga kalau kemudian ada perempuan penderita HIV/AIDS
bebas melayani tamu,” ujar Robby Kalait. (manadopost.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar