Wina
Wenna Internatonal Centre |
Pertemuan ke-55 Komisi Narkotika PBB yang
dibuka pada Senin (12/3) untuk membicarakan penguatan program-program
NAPZA PBB. Perwakilan dari lebih 100 negara dunia hadir untuk
membicarakan kerjasama internasional untuk memerangi NAPZA, dan
pelaksanaan model kebijakan pelarangan NAPZA.
“Tidak ada perubahan pada Konvensi-konvensi PBB tentang NAPZA, serta
tidak ada harapan munculnya diskusi konstruktif tentang kebijakan NAPZA
alternatif pada pertemuan ini,” ungkap Ruth Dreifuss, mantan Presiden
Swiss sekaligus anggota Global Commission on Drug Policy (GCDP), Komisi Global Kebijakan NAPZA, , sebuah kelompok pemimpin internasional yang aktif menyerukan penghentian kebijakan Perang Terhadap NAPZA.
Dreifuss menghadiri pertemuan Komisi Narkotika PBB bersama dengan Profesor Michel Kazatchkine, mantan Direktur Eksekutif The Global Fund
yang juga anggota Komisi Global Kebijakan NAPZA. Dreifuss dan
Kazatchkine memberikan paparan tentang kebijakan berbasis pendekatan
kesehatan, yang termasuk dekriminalisasi pengguna NAPZA, kebijakan
pencegahan, serta percobaan penerapan regulasi pada NAPZA berefek ringan
seperti ganja demi mengurangi kekerasan dan kerugian yang ditimbulkan
oleh kebijakan Perang Terhadap NAPZA.”Kami percaya, PBB seharusnya
menggunakan bukti-bukti ilmiah dan menjaga konsistensi dalam menangani
masalah NAPZA, mendengarkan badan-badan kompeten seperti WHO, UNAIDS,
yang telah menyerukan pentingnya pendekatan pengurangan dampak buruk
NAPZA (harm reduction) dan pendekatan kesehatan masyarakat sebagai acuan
utama kebijakan NAPZA,” tegas Dreifuss.
Sementara PBB masih berfokus pada pemberlakuan pelarangan NAPZA dan
tetap menutup mata pada bukti-bukti ilmiah, debat tingkat tinggi
mengenai dekriminalisasi dan regulasi NAPZA telah berlangsung. Debat dan
diskusi yang membahas wacana regulasi NAPZA didorong oleh peluncuran
laporan Komisi Global Kebijakan NAPZA pada Juli 2010 tentang kegagalan
kebijakan Perang Terhadap NAPZA.
“Ada kesenjangan nyata antara meluasnya debat publik tentang
kebijakan NAPZA alternatif, dan kegagalan berkelanjutan Komisi Narkotika
PBB untuk terlibat dalam rangkaian debat tersebut. Bahkan tampaknya
Komisi Narkotika PBB tidak mengetahui adanya rangkaian debat tersebut,”
ungkap Steve Rolles dari Transform Drug Policy, sebuah organisasi nirlaba Inggris yang bergerak di bidang penelitian kebijakan NAPZA. (cndbl/YS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar