Semarang
Gagalnya program kebijakan perang terhadap
narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya (napza) di Indonesia,
Sabtu (10/3) menjadi topik bahasan diskusi di kalangan mahasiswa
Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Jawa Tengah.
Dalam diskusi yang dipandu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Peduli NAPZA
UNDIP ini, para mahasiswa mendiskusikan sejarah kebijakan napza di
seluruh dunia, termasuk gagalnya program kebijakan napza di Indonesia.
“Pecandu narkoba itu korban, dan korban koq malah di penjara,” ujar Dewi, salah satu mahasiswa peserta diskusi.
Senada dengan Dewi, Donny calon anggota UKM Peduli Napza Undip
berpendapat bahwa seharusnya para pecandu napza itu di rawat di rumah
sakit dan bukan malah di penjara.
Persoalan ini tidak sebanding dengan para anggota DPR yang selalu
menuntut untuk menerima gaji besar, sementara kebijakan yang dibuat DPR
selama ini masih mengkriminalkan pecandu napza yang juga merupakan
pembayar pajak.
“Warga negara yang terjerumus menggunakan napza selama ini tidak
pernah mendapatkan pertolongan yang baik dari negara untuk mengatasi
kecanduannya,” papar Yvonne Sibuea, koordinator Kelompok Advokasi
Perubahan Kebijakan Napza (PERFORMA) Semarang.(Gen)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar